Analisis Teoritis Fenomene Hujan Darah - Di Universitas Sheffield, Inggris, seorang ahli mikrobiologi bernama Milton Wainwright mengonfirmasi, unsur merah tersebut adalah sel hidup. Hal ini dinyatakan karena Wainwright berhasil menemukan adanya DNA dari unsur sel tersebut walaupun ia belum berhasil mengekstraknya.
Karena partikel merah tersebut adalah sel hidup, maka para ilmuwan mengajukan teori, partikel merah itu adalah darah. Menurut mereka, kemungkinan batu meteor yang meledak di udara telah membantai sekelompok kelelawar di udara. Namun, teori ini ditolak karena tidak adanya bukti-bukti yang mendukung, umpama sayap kelelawar yang jatuh ke bumi.
Dengan menghubungkan antara suara ledakan dan cahaya yang mendahului hujan tersebut, Louis mengemukakan teori bahwa sel-sel merah tersebut adalah makhluk ekstraterestrial (ET). Louis menyimpulkan, materi merah tersebut datang dari sebuah komet yang memasuki atmosfer bumi dan meledak di atas langit India.
Sebuah studi yang dilakukan mahasiswa doktoral dari Universitas Queen, Irlandia, bernama Patrick McCafferty, menemukan catatan sejarah yang menghubungkan hujan berwarna dengan ledakan meteor. McCafferty menganalisis 80 laporan mengenai hujan berwarna, 20 laporan air berubah menjadi darah dan 68 contoh fenomena mirip seperti hujan hitam, hujan susu, atau madu yang turun dari langit. Sebanyak 36 persen dari contoh tersebut ternyata terhubung dengan aktivitas meteor atau komet.
Peristiwa-peristiwa itu terjadi mulai dari Romawi kuno, Irlandia, dan Inggris abad pertengahan, hingga ke Kalifornia pada abad 19. Jadi, apakah hujan merah di Kerala berasal dari luar bumi? Sebagian ilmuwan yang skeptis serta merta menolak teori ini.
Namun, sebagian ilmuwan lain yang belum menemukan jawabannya segera melirik kembali ke sebuah teori usang yang diajukan ahli fisika Sir Fred Hoyle dan Dr Chandra Wickramasinghe. Teori mereka disebut Panspermia, yang menyatakan bahwa kehidupan di bumi berasal dari luar angkasa.
Sampai kini belum ada jawaban pasti mengenai penyebab hujan merah ini. Jawaban yang ada masih sebatas teori. Dan The Sky is Bleeding sepertinya bakal terus menjadi sebuah misteri. Mungkin juga, kali ini di Simeulue yang warganya memiliki kewaspadaan yang amat tinggi terhadap bahaya smong alias tsunami. ( tribunnews.com )
0 komentar:
Posting Komentar
PLEASE INSERT CRITIC AND SUGGESTIONS
BECAUSE, YOU SUGGESTED USEFUL FOR ME